Friday, January 10, 2014

BUKU PUISI: 7 PERAHU CINTA






















BENUA CINTA



Ketika meninggalkan Surga hijrah ke planet dunia...
ramai-ramai meninggalkan Benua Cinta naik masing-masing "perahu rasa"..

Mengayuh biduk kecil mengarungi samudra "rasa bumi" 

mencari "pulau cinta" yang menjanjikan kebahagiaan, 
tanah perjanjian ikatan cinta..

Tersiar kabar jika di pulau cinta sudah terlebih dahulu 

dihuni oleh para kekasih yang setia menunggu... 
penantian termesra...

Gugusan pulau yang terbuat dari cinta... 

tanahnya disuburkan oleh rindu ... 
menanti kekasih jadi nikmat tersendiri...

Rombongan perahu perahu kecil menemukan pulau-pulau tak berpenghuni, 

mencari dan mencari, dengan terpaksa menetap di salahsatu pulau..

Rombongan selanjutnya sama, menghuni pulau-pulau 

dengan hidup diisi nafas penantian kekasih, 
sambil menjaga perbekalan "cinta" dan "rindu"

Cinta dan rindu yang dibentengi "kesetiaan"... 

persembahan setia hanya untuk "seorang" kekasih...

Pengorbanan apapun siap ditanggungnya, 

dengan kesetiaan, derita seperih apapun dirasa indah... 
luka senyeri apaun dirasa syahdu..

Keakraban antar penghuni sesaat menggugurkan kerak kesepian... 

menghias desah persaudaraan, menyatukan kasih sayang.
 

Auranya menjadi pupuk bumi yang diinjak... 
menjadi zat hara tanah yang ditiduri... 
suatu penghormatan kepada Ibu Bumi...

Para wanita menebar pesona kelembutan, manja, 

kecantikan yang menyembunyikan ketegaran... 
keindahan kerling mata mengajak ceria..

Para pria menyebar pesona keberanian, perlindungan, 

kegagahan, ketampanan yang diselimuti ketabahan....

Dengan sesama penghuni diam-diam saling mencintai, 

namun benua hati dengan ketat dijaga masing-masing kesetiaan...

Maka lahirlah energi sejenis "cinta baru"... 

dengan halus mengisi taman jiwa yang diperuntukkan 
bagi seorang kekasih dalam penantian...

Namun benteng kesetiaan perlahan mulai runtuh... 

karena hidup adalah kenyataan, tak sekedar menunggu...

Ditambah setiap saat saling bertatap... 

setiap detik saling mengagumi... 
setiap menit berdenyut ingin memeluk...

Sedangkan "kekasih sejati" tak kunjung datang... 

cinta sejati tak jua menjemput...  
nurani selalu jujur, tapi tubuh perlu belaian ??

Desakkan kebutuhan saling bertukar hasrat, saling menyentuh rasa, 

saling menggesek raga, saling berpeluk cium, makin menggelora...

Antar pasangan menyanggupi "perjanjian"...

untuk menjadikan ikatan mereka sebagai "kekasih sementara", 
Hanya memakai letup bubuk cinta...

Jika saatnya sang kekasih sejati datang, mereka harus ikhlas melepaskan 

ikatan pasangan masing-masing...

Maka lepas dan meledaklah magma syahwat... gunung merapi erotis erupsi... 

kabut kesepian berganti badai sensual menerjang mesra...

Ramai-ramai membuang hajat, melepas hasrat yang lama dirantai kesetiaan...

hasrat mampu menyuguhkan nikmat sekalipun tanpa "Cinta"...

Pesta ritual naluriah manusiawi di seluruh pulau-pulau cinta beruntun dari waktu ke waktu... 

menepis sepi akan kehilangan sesuatu...

Menanti tak kunjung jua kekasih sejati, tak saja mengikis bibir batin 

tapi menghampakan denyut denyut asa...

Ritual pelepasan hasrat hanyalah mengisi penatian kekasih sejati 

sebagai pengobat ridu yang semakin menderu...

Sekalipun dibalik hati yang paling disembunyikan 

"kejujuran sejati" sinis mengungkit peran kesetiaan yang selalu dipertanyakan...

Namun ritual hasrat syahwat tak terhenti meneteskan 

rintik gerimis benih anyir ragawi ke pori pori rahim bumi...

Dijemput oleh keluguan tanah bumi dengan kegembiraan

sekaligus kekhawatiran dengan menyajikan berbagai buah, bunga, umbi umbian...
 

Sajian penjemputan anak anak keturunan 
yang kelak berbondong-bondong hadir meramaikan pulau-pulau...

Ada juga yang menyisihkan diri dari situasi ritual naluriah, 

sangat yakin sang Kekasih pasti datang, hari bahagia itu utuh ditunggu...

Derit kesepian mempertajam kesetiaan menjadi lebih berharkat... 

seiring karinduan makin menambah keyakinan memperindah "Iman purba"...

Iman purba sebagai "bekal" perjalanan saat meninggalkan Benua Cinta... 

sebagai pelepas dahaga aka Kerinduan Kepada NYA...

Sebagian mereka pasangan hidup NYA dianggap bukan lagi "kekasih sementara", 

tapi sebagai "kekasih seutuh NYA…

Karena sex telah menenggelamkan sebagai nikmat dahsyat yang luar biasa, 

hingga ketergantungan melampaui narkoba, atau maha narkoba...

Penantian kehadiran akan kehadiran kekasih sejati sirna, dianggap ilusi, 

tergantikan dengan kekasih yang jelas sosok yang bisa diraba...

Sebagian lagi tetap mempertahankan kesetiaan pada kedatangan kekasih sejati, 

sambil menikmati nikmat sex dengan pasangan sementara...

Hingga pada suatu keadaan, 7 Armada Perahu besar berlabuh di berbagai pulau, 

utusan dari Benua Cinta...

Mengajak berlayar kembali pulang ke Benua Cinta, 

bahwa para kekasih masing-masing sedang menunggu di Benua Cinta...

Mereka yang mempertahankan kesetiaan dengan gembira menyanggupi, 

saat seperti ini memang ditunggu dengan keyakinan kuat...

Juga mereka yang berpasangan dengan ikhlas melepaskan kekasih sementara masing-masing sesuai dengan perjanjian... untuk ikut pulang...
Kecuali mereka yang seolah menemukan pasangan kekasih sejati, menolak pulang...

Dengan suka cita mereka berangkat dengan lambaian tangan perpisahan 

dengan para sahabat yang resmi menjadi pribumi di pulau cinta tersebut....

Armada kapal laut bak kapal Nabi Nuh 

dengan gagah membentangkan layar, 
mengangkut para pencari kekasih...




RINTIH DOA



YA RAB....!!  aku malu terlalu banyak Memohon, namun aku tak mampu menghindar dari Doa, Engkau Mengetahui rintih hatiku yang tersembunyi

Biarlah.... airmata batinku yang Memohon Kepada-MU, bukan tubuh dan fikiranku yang selalu ternoda yang berdoa...

YA RAB....!!  Masih pantaskan aku berdoa, disaat diriku masih disandera oleh napsu lembut nan santun... yang dibenarkan oleh logikaku...

YA RAB....!! Singkapkan secercah Tirai-MU, supaya aku dapat menatap Keindahan Sejati yang sering dipalsukan oleh indahnya cinta sesaat.

YA RAB....!! Terlalu lelah dan berguguran harap dari sebuah diri yang selalu terlempar... aku ingin menepi di sisa Ruang kecil-MU...

YA RAB....!! aku Menyegalakan-MU.... namun perih cinta masih diculik oleh bekas kekasih yang masih kekasih.... tolong aku YA HU...

YA RAB...!! Sebelum menyatakan cinta, ia sudah meninggalkan... baik sangkaku membisikan kalaupun terjalin cinta, ujungnya menghianati.

YA RAB...!! Walau hianat cinta berulang meluluhlantakan hidupku, aku masih mampu merawat kesetiaan, karena-MU jua...

YA RAB...!! Utuslah kekasih untukku yang Terbaik Bagi-MU, cinta sederhana tanpa romantis tapi menetramkan sekalipun bukan tipe impianku…

Supaya kehadirannya menambah Cinta Kepada-MU.... kedatangannya menuntunku supaya lebih dekat Dengan-MU...

YA RAB... !! Saat buka puasa, tetes air begitu berarti menyejukan dahaga ragaku... namun belum menyejukan dahaga jiwaku...

YA RAB...!! Dimanakah "Air Surga-MU" yang tersembunyi di bumi ini untuk menyejukkan dahaga jiwaku yang terbiasa haus…

YA RAB...!! dengan ibadah kucari "Telaga Kesejukan-MU", belum kutemukan jua karena ruang jiwaku padat doa yang masih mengandung nafsu…

YA RAB...!! aku mulai memahami jika amal ibadah tiada arti tanpa "ke-Ikhlasan"... namun aku sebagai manusia selalu menyelipkan pamrih…

YA RAB...!! Hanya Engkau yang Bisa Mensucikan ruang hati dari kuman pamrih...YA HU... Ajaklah aku ke Makom Yang Indah Ini...

YA RAB...!! saat suap pertama makanan buka puasa kutelan, rongga jiwaku meneteskan airmata, betapa sukma ini masih kelaparan Iman.

YA RAB...!! aku disergap tanya oleh nuraniku sendiri: "masihkah kamu korupsi cinta pada Maha Cinta, akan cinta melampaui-NYA ?"

YA RAB...!! kumengerti, mempuasakan raga adalah menyuapi makanan ke ruhaniku yang kelaparan, aku yang terkapar dikemeriahan dunia…

No comments:

Post a Comment