Friday, January 10, 2014
BUKU PUISI: PERSINGGAHAN CAHAYA
MANUNGGALING
Menari dengan kekasih
Mengikuti irama alur alam nada serasi
Gerak rasa tunggalkan hati
Peluh rindu memanggang sukmaning jati
Saling belai jemari nurani
Saling kecup bibir hati
Saling hisap lidah batin
Saling jilat hasrat linuih
Tanpa menyentuh raga
Namun seluruh pori tubuh
Menjadi bunga bunga mekarnya berulang ulang
Meletupkan denyut putik sari ke angkasa
Yang pijarkan gerimis peluh meluruh
DUH GUSTI.........
Apakah ini yang Engkau Inginkan
Sebelum tragedi qolbi
R E L U N G
Dipergantian tahun
Hanya ingin menyapa Cinta dengan relung
jangan sembuhkan lukamu
Agar tulus tak luntur
Dalam menapaki hidup
Cinta yang tak disentuh luka karena Utuh
Hanya Ada di Sang Pemilik Hidup
Diam-diam DIA Meng-infus
Agar Nikmat tulus
Selalu menghiasi Taman Syukur
Karena hidup adalah syukur
DIMANAKAH ENGKAU
WAHAI MAKHLUK TENANG
Tinggal sayap cahaya yang belum dipinjam
Sayap fikiran tertanggalkan keberatan bulu bulu yang bermuat penasaran
Dan tirakatpun hanya menghantar ke persinggahan sementara...
Tanpa jembatan untuk mencapainya
Dimanakan Kebenaran Hak yang wajahnya selalu berjilbab kabut
Sedang ALLAH tetap Menanti
Bagi penafsir hidup yang Cemerlang yang hasratnya telah disepikan
Yang tak terkecoh oleh janji janji surga
Bukankah bulu bulu cahaya berterbangan saat Shalat menyepikan pamrih
Seperti laron mengerumuni sinar yang cahayanya datang dari pasrah hati
Karena Ada Sapa NYA dalam Rindu Diam-diam
Dan doa doa lama bertamu kembali, bukan membawa pengabulan
Tapi menjingjing ketentraman ke taman hati
Karena kedamaian harkatnya lebih Tinggi dari seluruh doa..........................
" Mintalah Kepada-KU, Niscaya KU-Kabulkan "
LINTASAN JAMAN
Telah kusandingkan Busana kemegahan duniawi
dengan Jubah Kesucian Ibadah
Namun, hatiku bukan disitu....
Hatiku adalah kereta panjang
yang bergerak melintasi jaman ke jaman
KEKASIH............
dimanakah CINTA yang Engkau Sembunyikan.......
Sedang syaraf jaman enggan menyembuhkan Luka luka Cinta
Telah kunikahkan Keindahan apiknya Syariat
dengan Kesyahduan pijar Tarikat
Namun, Rinduku bukan disitu.......
Rinduku adalah sejuta mentari di Semesta jiwaku
Yang membiaskan bulir bulir gemerlap Cinta
KEKASIH...............
Dimanakah CAHAYA Yang Engkau Sembunyikan........
Agar segera kukembalikan sinar matahari ini
Yang membakar dengan romantis urat urat jiwaku
Sedang para kekasihku telah mensenyapkan birahi suci
Di perbatasan yang tak berbatas, yang tak pernah disentuh Jaman
Aku menidurkan lelah dari pencarian
yang terbiasa berlari dalam Mencari-MU
Dalam mimpiku
ENGKAU Datang.......Oh.....
KEKASIH....
Mengalungkan Senyum Indah-MU ke leher batin-ku
Dan akupun terbangun, dan Senyum itu jadi milik-Ku.....
Kan kusapa wahai dunia dengan tatap Senyum-ku......
MAHKLUK SUCI
Benih segala pohon mengerti rahasia bumi
Memilih tanah termesra
untuk memulai membuka rahasia hidup
Begitupun benih manusia,
bumi rahim mana yang tepat
saat masa tanam berharkat
Niscaya Perpanjangan Cinta NYA
adalah Air yang menyiram hadirnya janin
Akan terundangnya "Makhluk Suci"
dari Tahta Jagat Ruhuliah sebelum purba
Membawa serta Fitrah Suci Takdir Indah
yang telah disepakati
Yang setiap sisinya adalah Ridha NYA
Sedang kelamin wanita
tak sekedar kutub kerinduan syahwat lelaki
Tetepi wujud lain sebuah Rahasia
yang menyembunyikan Rakhmat "Rakhim NYA
Keindahan yang didatangkan
dari Mahligai Kesejatian Rindu Maha CINTA
Agar Cahaya Cinta NYA menjadi
Kesalehan wujud kehidupan bumi
Ruh-ruh pun tulus terpenjara
di daging tubuh yang tak pernah batal wudhu
SERPIH CAHAYA
CINTA adalah Cahaya NYA
Kurebut sinarnya agar IA Tersenyum
Maka aku adalah kunang-kunang
Dalam gulita lebih dari bulan purnama
Kuterangi dengan tulus supaya membias
Tumbuhan buah bunga bunga menari telanjang ria
Dipersunting binatang malam
CINTA adalah Cahaya NYA
Nuraniku sebagai minyak
Untuk menjemput Api suci Cahaya NYA
Maka aku jadi manusia
Yang meminjam cahaya berjuta kunang-kunang
Agar IA Dengan Gembira
Meminjamkan Selendang Cinta NYA
Jika Selendang kukalungkan ke diri seseorang
Maka ia adalah Kekasih NYA
Juga kekasih-ku................
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment