Friday, January 10, 2014

BUKU PUISI: SINGGASANA KEHENINGAN



PERSAKSIAN DALAM SEPI

Bermilyar tahun
Ia berumah di Muara Persaksian
Tak bosan saling sapa
Dengan Cahaya matahari
Yang tepat dalam janji
Selaras dengan sang Waktu
Sebab Gubugnya
Beratap sinar mentari
Perpaduan Indah
Dengan denyut Zikir Alam
Ia saling sapa
Dengan penghuni Perahu Jaman
Yang silih berganti menuai Lelakon
Yang berlayar mengikuti arus gelombang
Serupa mercu suar
Memberi tanda arah
Dalam kesendirian
Bersenggama dengan hening

Ia memilih Kesepian
Demi Kesetiaan
Kepada Maha Kekasih
Ia menjadi Pengantin Tunggal
Di Perayaan Pernikahan segala Alam
Agar Merdeka
Membagi rata Energi Cinta
Kepada kehidupan segala Jiwa
Sambil mengusir deru cemburu
Supaya Makna Cinta tak dirusak
Sebab semuanya Kekasihnya
Ia tak pernah letih
Dalam mengeja Aksara Keabadian
Dengan Hurup Nama Nama Indah-NYA
Sebagai Zikir Akbar
Yang Dilafadzkan oleh Rindu
Yang Tasbihnya adalah
Kesejatian Cinta
Bagai Dirigen
Dari Orkes Simphony
Akan Nafas Kehidupan seluruh Makhluk

Apakah Engkau salah satu Kekasihnya ?
Yang menitipkan sebait perih
Di Kebahagiaanmu ......
Ia sangat tahu
Kapan saat mengakhiri Persaksian
Tentu Ia akan pergi tanpa pamit
Bersama rahim waktu .......

PILIHAN HIDUP

Sunyi itu datang lagi membawa tanya
Sudahkah menentukan Pilihan Hidup
" ........ Aku masih memilah milah,
model pilihan Hidup yang paling nyaman bagiku......
Walau berbeda dengan mereka disekelilingku ..............
Karena aku lebih tahu akan Nikmat Kesunyianku
saat Menatap Keindahan-NYA .......... "

Cemeti itu datang lagi
Yang sabetannya merajam perih perasaanku yang paling kujaga
" Berikan kesempatan untuk terbang ke masa lalu .......
menziarahi makam makam diriku yang setiap batu nisannya
Tertulis hari dan tanggal peristiwa noda hitam dan putih beningnya cara hidup .......
Agar aku bisa sempurna menghayati dosa dosaku .....
Karena Ampunan-NYA hanya bisa diraih
Oleh Kesejatian rasa bersalah
Yang tak sekedar penyesalan........ "

Senyap itu hadir lagi membawa
Senyum penuh makna
Senyum yang sepi akan tanya
Namun dengan tulus akan kujawab
" ......... Berikan waktu memilih Kepastian Hidup yang menentramkan .....
Bukan pilihan yang dipaksakan oleh orang orang yang merasa memiliku ......
bukan pilihan keinginan yang selalu melukai Cintaku .......
Agar aku bisa leluasa bertapa di Jagat kesendirian yang sepi dari bising kebohongan.....
karena hanya Kejujuran sejatiku yang bisa memilih
Kepastian Hidup Menurut Keinginan ALLAH ......... "

BUNGA KAKTUS

Ia tak memilih
Menjadi bunga mawar
Yang harum penuh pesona
Namun mudah berguguran
Jika kekurangan air
Ia memilih menjadi kaktus
Yang sederhana
Apa adanya
Jauh dari Indah
Berani hidup di padang gersang
Akrab dengan terik matahari
Dijauhi hujan
Tetapi
Tubuhnya menyimpan air
Karena dengan Nafas tulusnya

Bisa menimba air
Dari udara
Dan
Seperti dirinya
Segersang apapun terik kehidupan
Adalah Doa yang tak pernah kering
Senantiasa menggantungkan Harapan
Ke ILLAHI RABBI ....

MENYAPA LANGIT

Kebahagiaannya Ia khabarkan
Ke setiap yang dimumpainya
Dari gajah hingga semut
Dari beringin hingga rumput
Dari bunga teratai hingga melati
Disapanya langit
Dan berbisik ke telinga bumi
Jika dirinya telah Jatuh Cinta
Walau belum tahu Siapa kekasihnya
Tetapi dengan kehadiran Cinta
Di hatinya
Seiring datangnya Rasa Indah
Melebihi Nikmat kehidupan
Ia berandai
Kalau bisa tidak perlu makan

Dan tidur
Hanya untuk Senyum selamanya
Saat melihat pasangan merpati
Paruhnya saling menyisir
bulu sayapnya
Ia tak iri
Dikala memergoki sejoli remaja
Senggama setengah badan
Di sudut taman yang temaran
Ia malah berdoa:
Semoga tidak hamil .......
Manakala ada yang mengajak nikah
Ia menolak
Apalah artinya syahwat
Jika tak disertai Cinta ......
Biarlah birahi bertapa
Di Benua sepi
Hingga dijemput Cinta

LUKISAN HIDUP CINTA

Ditatapnya arak arakan awan Putih
Mewakili hatinya
Mengukur perjalanan panjang
menembus Cakrawala Langit biru
Demi menjemput Suatu Cinta
Yang Dititipkan di Semesta angkasa Jiwa Para Kekasihnya
Harkat Cinta yang tak mungkin ternodai
Yang Rindunya menjadi embrio
Calon bayi bayi hujan
Jikalau terluka
Menjadi hujan Airmata Ketulusan
Untuk Berwudhu sebagai

Persujudan Teragung
Perwujudan Ibadah diam diam
Yang hanya disaksikan hening
Dan tentu Tatapan Indah-NYA
Ia paling suka
Membolak balik Lembaran memori
Yang menjadi Kitab Sakral
Yang Tersimpan di Lemari Batinnya
Tentang Para Kekasihnya
Tentang kecemburun Suci Mereka
Yang Berubah jadi Kearifan nan dibalut sepi
Tentang kegelisahan tersyahdu
Akan keinginan Shalat yang Khusuk
Tentang Selalalu Dahaga dalam Bershalawat
Tentang Hausnya Jemari Hati
Akan Kasih terhadap Kaum Duafa .......

Setiap Ia Berdoa
Senantiasa membawa Nama Nama Para Kekasih
Yang ditata menjadi Rangkaian Bunga Nafas Kesejatian Hidup
Yang "Amin-Nya"
Senantiasa Dijemput
Makbul ..........





















No comments:

Post a Comment